Ramadhan
tlah tiba, bulan suci yang amat dinantikan kehadirannya oleh jutaan bahkan
miliaran umat Islam di dunia. Tepat pada hari Kamis, 17 Mei 2018 merupakan hari
pertama umat Islam menjalankan ibadah puasa Ramadhan 1439 H. Seluruh umat Islam
berbondong-bondong menuju masjid dan mushalla untuk menunaikan ibadah sholat
tarawih dan witir, tak lupa mendengarkan ceramah agama yang disampaikan oleh
Ustadz.
Begitupula
denganku, yang berdomisili di Kota Padang. Aku dan keluargaku begitu antusias menyambut
datangnya bulan penuh pengampunan ini. Mungkin tak banyak yang ingin kuceritakan
dalam tulisan kali ini. Hanya saja, ada beberapa hal yang menarik dan rasanya
penting untuk kutuliskan.
Puasaku
dihari pertama berjalan lancar. Hal yang terasa berbeda bagiku ketika Ramadhan
kali ini ialah adanya ujian akhir semester. Yap, ini adalah pertama kalinya
sepanjang sejarah hidupku, ketika bulan Ramadhan, bertepatan dengan jadwal
ujian akhir semester. Pada semester ini, aku sudah memasuki semester enam
dimana ini hampir menuju penghujung masa perkuliahanku.
Jadwal
ujian akhir semesterku dimulai dari 21 Mei hingga 31 Mei ini. Dan tak kalah luar
biasanya, lebih dari setengah mata kuliahku ujiannya takehome alias tugas yang dibuat di rumah. Sejumlah takehome sudah diberikan cluenya oleh
dosen, alhasil aku harus mulai memikirkan dan membuat tugas tersebut. Dua diantara
takehome itu ialah membuat proposal penelitian dan membuat tulisan terkait
analisis wacana, framing, atau
analisis isi/konten. Membacanya saja mungkin akan membuat mata terbelalak
saking terkejutnya, tapi bisa saja bagi
beberapa orang ini adalah hal yang biasa.
Bukan
bermaksud untuk berkeluh kesah atau curhat, tapi ya memang begitulah faktanya. Bagi
seorang mahasiswa, seberat dan sesulit apapun tugasnya toh pasti akan selesai
juga. Begitu yang kurasakan selama ini, awalnya pasti akan mengeluh dan merasa
tidak sanggup. Tapi ketika sudah dijalani, semuanya akan selesai.
Mungkin
inilah cobaan dan ujian dari Allah kepada kita, orang-orang yang memiliki
jadwal ujian disaat berpuasa di bulan Ramadhan. Selain itu, kita dapat
mengambil hikmahnya, yaitu bahwa segala sesuatu yang positif yang kita lakukan
di bulan Ramadhan ini akan dinilai pahala oleh Allah. Jadi, lakukanlah dengan
niat yang tulus dan ikhlas karena Allah.
****
Ada
hal menarik yang baru kusadari, ketika tadi mendengarkan ceramah agama yang
disampaikan oleh seorang ustadz di mushalla dekat rumahku. Beliau bercerita
mengenai dahsyatnya doa orangtua. Banyak orangtua yang sangat keras kepada
anaknya dalam hal menyuruh untuk sholat 5 waktu. Namun, kebanyakan dari
orangtua itu tidak mendoakan anaknya supaya menunaikan ibadah sholat wajib
tersebut. Aku membenarkan hal tersebut, karena kenyataannya yang kurasakan saat
ini memang orangtua disekitarku lebih terkesan amat nyinyir menyuruh anaknya
sholat, tapi hanya sekedar menyuruh begitu saja.
Ustadz
tersebut menambahkan, bahwa kekuatan doa orangtua itu sangat dahsyat, jika
orangtua tersebut memang sungguh-sungguh berdoa untuk anaknya. Mungkin yang
kebanyakan orang ketahui ialah anak-anak harus diajarkan bagaimana berdoa untuk
orangtuanya setiap selesai sholat. Namun, si ustadz kembali menegaskan, jika
orangtua ingin anaknya menjadi anak yang sholeh, berbakti pada orangtua, agama,
dan bangsanya, maka orangtuanya lah yang harus terlebih dahulu mendoakan
anaknya. Terutama doa seorang ibu kepada anaknya.
Oleh
karena itu, bagi orangtua, doakanlah selalu anaknya agar tetap berada di jalan
Allah, menunaikan ibadah dengan baik, dan menjauhi laranganNya. Selain itu,
orangtua juga harus tetap memberi nasehat dan mengontrol anaknya dalam
beribadah. Tak lupa, si anakpun juga diajarkan untuk berdoa untuk orangtuanya. Seperti
apa yang disampaikan dalam sebuah hadist, yang artinya: “Sesungguhnya Ridho Allah itu bergantung pada Ridho orangtua.”
((tulisan diatas
bukan bermaksud menggurui, tapi hanya sebagai pesan dan informasi yang dapat
saya bagikan kepada pembaca setelah mendengar ceramah agama tadi.)))
Selamat berpuasa
bagi yang menunaikannya! 😊
Komentar
Posting Komentar