Matahari memancarkan sinarnya di pagi itu, membuat manusia-manusia terbangun untuk memulai aktivitas hariannya. Kali ini, aku kembali berada di ibukota dengan secercah harapan dan angan-anganku. Namun, sebelum menggenggam harapan itu aku harus bersabar dan menjalani kegiatan membosankan di rumah tanteku. Ya, maksudku kegiatan leyeh-leyeh di rumah sembari meng-update informasi lowongan kerja.
Berkaitan dengan judul postinganku kali ini, aku menyempatkan berkunjung ke salah satu museum yang ada di ibukota. Kebetulan, jarak Museum Basoeki Abdullah dengan rumah tanteku tidak begitu jauh sehingga aku tidak perlu mengeluarkan satu rupiahpun. Sejujurnya, aku bukanlah pecinta seni atau orang yang memahami dunia seni. Namun, keisenganku beberapa hari lalu membuatku memutuskan untuk datang ke museum yang satu ini. Awal mulanya, aku melewati gang masuk Jalan Keuangan, Cilandak (yang merupakan jalan masuk Museum Basoeki Abdullah) ketika pulang dari pasar bersama tanteku. Akupun bertanya dan mencari tahu tentang museum tersebut, hingga akhirnya Selasa kemarin aku datang dengan rasa ingin tahu yang cukup besar.
 |
Tampak depan Museum Basoeki Abdullah |
Hanya membutuhkan waktu 7 menit dari Jalan Banjarsari, aku sampai di depan Museum Basoeki Abdullah. Museum ini merupakan rumah pribadi dari Alm. Basoeki Abdullah yang ketika masih hidup, ia sudah berniat untuk menghibahkannya kepada pemerintah untuk dijadikan museum. Beralamat di Jalan Keuangan Raya, no.19, Cilandak Barat, Jakarta Selatan, rumah ini telah resmi dijadikan museum sejak 25 September 2001 oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata saat itu, Drs. I Gede Ardika.
Setibanya di depan museum, aku disambut oleh seorang security yang mengarahkan untuk masuk melalui pintu di gedung sebelah bangunan tersebut. Untuk dapat masuk, pengunjung dikenakan biaya tiket masuk Rp 2.000 untuk umum, dan Rp 1.000 untuk anak-anak. Setelah membeli tiket masuk, aku didampingi oleh seorang pegawai museum yang bertugas menjelaskan seluk-beluk museum ini.
Sama halnya seperti bertamu ke rumah orang, kita akan berada di ruangan tamu. Ruang tamu adalah ruangan pertama yang akan kita temui saat memasuki area Museum Basoeki Abdullah. Terdapat beberapa lukisan di ruang tamu ini, diantaranya lukisan potret diri Alm. Basoeki Abdullah dan istrinya. Replika benda-benda yang berada di ruangan tamu ini diposisikan sama seperti letaknya saat masih difungsikan sebagai rumah milik Basoeki Abdullah.
 |
Ruang tamu museum Basoeki Abdullah |
Sebelum beralih ke ruangan lain, mungkin bagi yang membaca tulisan ini masih belum tahu dengan Basoeki Abdullah. Inilah Basoeki Abdullah, seorang maestro pelukis Indonesia yang dikenal dengan aliran realis dan naturalis. Ia pernah diangkat menjadi pelukis resmi Istana Merdeka Jakarta, dan karya-karyanya telah menghiasi istana-istana negara dan Istana Kepresidenan Indonesia. Tak hanya itu, karyanya juga telah menjadi koleksi berbagai penjuru dunia.
 |
Salah satu lukisan potret diri Basoeki Abdullah |
Kembali ke cerita kunjunganku ke Museum Basoeki Abdullah, beralih ke ruangan lainnya yaitu ruangan koleksi benda pribadi milik Alm.Basoeki Abdullah. Terdapat pakaian, sepatu favorit milik mendiang Basoeki Abdullah semasa hidupnya. Ada pula perlengkapan pribadinya seperti jam tangan, boots. Dari berbagai koleksi benda pribadinya ini, terlihat jelas bahwa beliau merupakan sosok yang sangat memperhatikan gaya hidupnya. Maklum, beliau merupakan maestro terkenal yang seringkali bertemu pemimpin negara dan pejabat tinggi. Beliaupun juga menempuh pendidikan di Belanda. Tak hanya itu, juga terdapat koleksi pistol, senapan, dan sejenisnya yang digunakan Basoeki Abdullah semasa hidupnya untuk berburu.
 |
Ruang koleksi pakaian dan aksesoris milik Basoeki Abdullah |
Setelah merasa cukup di ruangan koleksi benda pribadi, aku beralih ke ruang memorial, yaitu ruang kamar tidur mendiang Basoeki Abdullah. Ruang kamar tidur tersebut dipenuhi dengan beberapa lukisan dan pernak-pernik seperti patung yesus kristus, dan hiasan-hiasan lain di dekat tempat tidur. Di kamar itulah terjadi kejadian nahas yang menyebabkan mendiang Basoeki Abdullah menghembuskan nafas terakhirnya. Pada 5 November 1993, rumah tersebut dimaling tepatnya di ruang kamar tidur tempat Basoeki Abdullah beristirahat. Kejadian tersebut berakhir dengan meninggalnya Baoseki Abdullah akibat dibunuh oleh si maling.
 |
Ruang tidur Basoeki Abdullah semasa hidupnya |
Beralih ke ruangan lainnya di lantai satu, terdapat ruangan perpustakaan atau ruang baca yang terdapat lebih dari 600 koleksi buku milik mendiang Basoeki Abdullah semasa hidupnya. Kebanyakan buku-buku tersebut terdiri dari buku ensiklopedia berbahasa belanda, inggris, buku yang berkaitan dengan dunia seni. Para pengunjung dapat membaca buku-buku tersebut di ruangan perpusatakaan dan tidak dapat dibawa keluar.
 |
Beberapa koleksi buku yang terdapat di perpustakaan Basoeki Abdullah |
Beranjak ke lantai dua, pengunjung akan disuguhkan dengan berbagai lukisan dan koleksi benda seni milik Basoeki Abdullah. Beliau gemar mengumpulkan dan menyimpan benda-benda seni yang diperoleh dari perjalanannya ke berbagai tempat di dalam dan luar negeri. diantaranya yaitu koleksi topeng yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia terutama Jawa dan Bali. Topeng-topeng tersebut dikelompokkan menjadi empat, yaitu koleksi topeng untuk upacara, koleksi topeng legenda, koleksi topeng hiburan, dan koleksi topeng untuk hiasan dinding. Selain topeng, ada juga koleksi wayang seperti wayang kulit, wayang golek, dan mahkota wayang wong (wayang orang). Ada pula koleksi pakaian wayang yang kerap digunakan oleh mendiang Basoeki Abdullah semasa hidupnya saat tampil di panggung pagelaran wayang.
 |
Koleksi topeng milik Basoeki Abdullah |
 |
Beberapa koleksi wayang milik Basoeki Abdullah |
Ruang pameran lukisan yang juga berada di lantai dua sangat menarik perhatian. Terdapat berbagai lukisan karya Basoeki Abdullah dan kakaknya, seperti lukisan potret wajah, lukisan abstrak, lukisan alam dan keindahannya, lukisan tokoh-tokoh dunia, serta lukisan keluarga Basoeki Abdullah. Basoeki Abdullah merupakan anak dari Abdullah Suryo Subroto sekaligus cucu dari Dr. Wahidin Sudirohusodo yang merupakan salah seorang pahlawan nasional Indonesia penggagas berdirinya Boedi Oetomo.
 |
Lukisan ayah dan kakek Basoeki Abdullah yang terdapat di salah satu bagian di museum Basoeki Abdullah |
Lukisan potret wajah hasil karya Basoeki Abdullah terasa sangat hidup bagi aku yang melihatnya. Hal tersebut sangat jelas terasa ketika saya berdiri di depan lukisan para tokoh dunia dan lukisan kepala negara Gerakan Non-Blok. Seolah ditatap langsung oleh para tokoh dunia itu, saya agak merasa merinding. Namun secara keseluruhan, lukisan potret wajah para tokoh dunia ini sangat detail dan bagus. Tak hanya itu, melalui lukisan tersebut kita juga bisa mengetahui dan mengetes seberapa besar pengetahuan kita akan tokoh-tokoh dunia.
 |
Tampilan lukisan tokoh kepala negara Gerakan Non-Blok Benua Afrika yang terdapat di lantai 2 Museum Basoeki Abdullah |
 |
Tampilan lukisan tokoh kepala negara Gerakan Non-Blok benua Asia yang terdapat di lantai 2 Museum Basoeki Abdullah |
 |
Tampilan lukisan tokoh kepala negara Gerakan Non-Blok yang terdapat di lantai 2 Museum Basoeki Abdullah |
Pada suatu sudut ruangan di lantai dua, juga terdapat sebuah ruangan yang memajang banyak lukisan, gambar karya anak-anak SD, SMP, SMA yang merupakan karya terbaik dalam berbagai kegiatan yang dilaksanakan di Museum Basoeki Abdullah. (maaf lupa ambil dokumentasinya :D)
Museum ini juga memperlihatkan mesin tik, kuas, dan alat-alat pribadi yang digunakan mendiang Basoeki Abdullah dalam melukis semasa hidupnya. Sekedar informasi, tidak semua lukisan yang dipajang di museum ini merupakan asli. Hal itu disebabkan karena kebanyakan lukisan asli hasil karya Basoeki Abdullah berada di istana kepresidenan dan berada di negara lain (lukisan karya Basoeki Abdullah yang dibuat saat mengikuti kompetisi di Belanda dan negara lain).
Selain memamerkan berbagai lukisan dan koleksi pribadi milik Basoeki Abdullah, museum ini juga turut melayani dan bekerjasama dengan masyarakat untuk megadakan seminar, pameran, kajian penelitian, menerbitkan bermacam bentuk publikasi, dan kegiatan lainnya.
Pada akhir kunjunganku di Museum Basoeki Abdullah ini, aku menyempatkan untuk berfoto dan mengambil beberapa foto untuk dokumentasi.
 |
Lukisan Basoeki Abdullah yang mengandung banyak tokoh penting |
Untuk kamu yang ingin berkunjung ke Museum Basoeki Abdullah, dapat langsung datang ke lokasinya pada hari Selasa hingga Minggu mulai pukul 09.00 WIB hingga 15.00. Museum ini tutup pada hari Senin dan hari libur nasional.
Komentar
Posting Komentar