Everything Has Change


Sudah hampir tiga tahun aku dan keluargaku pindah ke rumah nenek. Sebelumnya, kami memiliki sebuah rumah di suatu perumahan. Kami pindah ke rumah nenek karena orangtuaku memiliki masalah dalam keuangan, sehingga rumah itu harus direlakan untuk dijual. Banyak perubahan yang aku rasakan di sekitar lingkungan tempat tinggalku saat ini jika dibandingkan dengan tinggal di perumahan.
Rumah nenekku berada di dekat sawah dan kebun-kebun, jalan untuk sampai ke rumah nenekku bisa dikatakan cukup jauh jika masuk dari gang yang berada di depan jalan raya. Jika berjalan kaki, aku membutuhkan waktu sekitar 3-5menit untuk sampai di rumah. Jika menggunakan kendaraan roda dua tentu lebih cepat, kira-kira 2 menit saja. Kalau kendaraan roda empat, hanya mobil kecil yang bisa masuk ke dalam, itupun harus pengendara handal yang mengemudikannya karena jalannya cukup sempit untuk mobil.
Di sekitar rumah nenekku, ada beberapa rumah sanak saudaraku, disinilah bedanya. Saat berada di perumahan, di dekat rumahku itu adalah para tetangga yang kebanyakan tidak dekat dan peduli dengan kita. Sedangkan saat ini di rumah nenekku, di sekitarnya adalah rumah sanak saudara yang setiap waktu tentunya bersahutan. Ketika pagi hari, ada mak etek yang mengantarkan ponakan dan anaknya berangkat sekolah, bahkan jika masih sanggup, ia akan menawarkan untuk mengantarkan anak dari saudaranya yang lain. Begitu terasa rasa kekeluargaannya. Menjelang siang hari, biasanya ada ibu-ibu yang menjual ikan, pasti selalu terdengar suara himbauan untuk ibu-ibu lain untuk membeli ikan untuk dimasak.
Rasa kekeluargaan yang sangat kental inilah yang aku rasakan selama tiga tahun ini, aku pernah suatu malam merasa lapar, saat melihat nasi di dapur, ternyata sudah habis. Nenek berinisiatif untuk meminta nasi kepada nenek di samping rumahku. Dan nenek itu memberikannya dengan senang hati. Bahkan pernah juga kami masih melakukan barter dalam hal lauk-pauk ataupun masakan satu sama lain. Rasa saling menghargai pun sangat terasa, ketika aku berjalan dari luar gang masuk siapapun anak kecil yang melihatku pasti selalu menyapa dengan sopan dan ramah. Begitupula remaja sepertiku harus menyapa dengan sopan orang tua yang berpapasan dengan kita di jalan. Jika ada salah satu rumah yang akan mengadakan acara baralek atau menghitung hari membuat nasi lamak, semua orang di sekitarnya turut membantu memeprsiapkannya.
Segala sesuatu pasti memiliki sisi positif dan negatifnya. Nah sisi negative yang aku rasakan selama tinggal di rumah nenek yaitu kebanyakan orangtua memiliki kebiasaan memarahi anaknya dengan menggunakan kata-kata dan kalimat kasar yang biasanya di minang disebut dengan “bacaruik” atau bercerut. Hampir setiap hari aku mendengar mereka bercerut kepada anaknya ketika marah. Padahal menurutku anaknya itu tidak perlu dimarahi sampai segitunya, karena yang kita ketahui anak-anak itu suka kebebasan dalam melakukan apapun yang dia mau. Ya walaupun terkadang anak-anak itu sedikit menyebalkan tapi tidak sepatutnya orangtua itu bercerut pada anaknya.
Seharusnya, orang tua itu dapat menasehati anaknya dengan cara yang baik, sehingga anaknya itu dapat pembelajaran juga. Dari pengamatanku selama ini, dampak orangtua itu bercerut kepada anaknya sangat terlihat, anak-anak tersebut ketika marah pada orangtuanya dengan langsung saja menyebut nama orangtuanya itu, mereka tidak segan segan lagi bahkan tidak ada sikap menghormati pada orangtuanya. Begitulah dampak langsung ketika orangtua mengajarkan hal yang salah kepada anaknya. Anak-anak itu masih labil, mereka begitu mudah menerima sesuatu dan langsung dipraktekkannya. Inilah yang harus dijadikan bahan pelajaran kepada orangtua dalam mendidik anaknya. Akupun memaklumi hal tersebut karena di sekitar rumah nenekku ini memang para orangtuanya rata-rata memiliki latar belakang pendidikan hanya sampai tingkat SMP. Namun, setiap orang tentu memiliki akal sehatnya dan menggunakan logikanya untuk berpikir dahulu sebelum bertindak. Hal itulah yang dirasa kurang pengaplikasiannya bagi orang-orang yang berlatar belakang pendidikan rendah.

Secara keseluruhan, aku sangat menikmati waktuku tinggal di rumah nenek. Suasananya tenang, karena dekat dengan sawah. Setiap hari aku bisa menikmati pemandangan alam yang hijau dan menghirup udara segar di pagi hari. Serta di lingkungan ini sangat terasa suasana kekeluargaannya

Komentar